Minggu, 29 Oktober 2017

ALAT-ALAT MENJAHIT I.Alat Menjahit Utama 1.Mesin Jahit Manual a. Mesin jahit manual dengan engkol tangan • Fungsi : Untuk menjahit setikkan lurus, melengkung, bundar, dan sebagainya • Cara kerja : Menjalankan mesin dengan memutar engkol menggunakan tangan . b. Mesin Jahit manual dengan Kaki • Fungsi : Untuk menjahit setikkan lurus, melingkar, dan sebagainya • Cara kerja : Menjalankan mesin dengan cara menggunakan kaki dengan menginjak injakan kaki. 2. Mesin Jahit Semi Otomatis • Fungsi : Selain untuk setikkan lurus dapat digunakan untuk setikkan hias, lubang kancing, pasang kancing , dan sebagainya tergantung tipe mesin • Cara kerja : Dengan menginjakkan kaki ke injakkan kaki yang menggunakan motor listrik (dinamo). Pembuatan berbagai macam setikkan hiasan memerlukan peralatan ( cam ) lain yang sesuai dengan motif, camnya harus diganti bila ingin membuat hiasan yang berbeda sesuai motif. 3. Mesin Jahit Industri / High speed • Fungsi : Mesin jahit lurus untuk menjahit pakaian dengan berkecepatan tinggi yang biasa dipakai pada industri pada pakaian jadi diproduksi dalam jumlahbesar. • Cara kerja : Menggunakan aliran listrik besar (dinamo) digunakan dengan menginjak kaki mesin dan secara otomatis akan berkerja dengan kecepatan tinggi. 4.Mesin jahit khusus Mesin jahit khusus adalah mesin jahit yang khusus untuk bagian penyelesaian seperti mesin neci, obras, kelim mesin pasang kancing, mesin lubang kancing dan sebagainya. • Fungsi : Mesin neci untuk menyelesaikan suatu jahitan pada bagian tertentu yaitu penyelesaian tiras busana. • Cara kerja : Dengan menginjak motor listrik (dinamo) yang telah dialiri listrik maka dengan hanya menginjak secara otomatis akan bekerja dengan kecepatan tinggi. II.Alat Menjahit Penunjang A. Alat-alat mengukur 1. Veterban • Fungsi : untuk mengetahui letak bagian – bagian tertentu seperti pinggang, panggul dan badan agar ukuran yang tidak bergeser dan.diambil tepat • Cara kerja: Dengan mengikat veterban pada pinggang, panggul dan lingkar badan secara pas atau tidak kekencangan dan kekendoran 2.Pita ukuran • Fungsi : alat yang dipakai untuk mengambil ukuran badan untuk mengetahui ukuran yang diperoleh dan alat pengukur pada waktu menggambar pola besar. • Cara kerja : menggunakan pita ukuran dengan melihat angka- angka yang diperoleh 3.Alat tulis • Fungsi : untuk mencatat ukuran- ukuran yang diperoleh saat mengambil ukuran. • Cara kerja : menggunakan pensil untuk mencatat ukuran yang telah diambil ke dalam buku tulis. B. Alat – Alat Membuat Pola 1.Skala • Fungsi : Sebagai alat ukur dalam menggambar pola dalam ukuran kecil seperti ukuran skala 1:4,1:6, 1:8 • Cara kerja : menggunakan skala sesuai ukuran yang diinginkan 2.Buku kostum • Fungsi : buku yang dipakai untuk menggambar pola kecil • Cara kerja : bagian lembar bergaris untuk catatan/ keterangan pola dan bagian lembar kosong untuk menggambar pola 3.Penggaris pembentuk • Fungsi : Mempermudah dalam membentuk pola busana yang sesuai dengan bentuk yang akan dibuat. • Cara kerja : Menggunakan penggaris sesuai dengan bentuknya. 4.Pensil merah biru • Fungsi : untuk mewarnai pola agar dapat membedakan pola depan dan belakang • Cara kerja : digunakan pada garis – garis pola 5.Kertas kopi atau kertas koran • Fungsi : kertas yang digunakan untuk membuat pola besar sesuai ukuran asli • cara kerja : menggunkan kertas sesuai kebutuhan. 6. Kertas Dorslag Merah, Biru, Hijau • Fungsi : Untuk menjiplak pola • Cara Kerja : kertas merah untuk bagian muka dan biru untuk bagian belakang, hijau untuk kerah dan lengan 7.Boneka jahit Fungsi : membuat pola dengan metode konstruksi padat (pola draping) Cara kerja : Kain disematkan dengan jarum pentol sambil diatur agar mengikuti bentuk tubuh boneka jahit. Kain di bagian kerung lengan, kerung leher, dan bagian pinggang digunting sesuai bentuk pakaian yang diingini. Setelah pakaian selesai dijahit, boneka jahit dipakai untuk mengepas pakaian dan melihat jatuhnya jahitan pada boneka jahit C. Alat-alat memindahkan tanda pola 1.Kapur Jahit atau Pensil Jahit • Fungsi : dipergunakan untuk memberi tanda pada bahan tekstil. kapur jahit mudah dihilangkan . • Cara pakai : jangan terlalu ditekan dan gunakan tipis asl kelihatan dan cari warna kapur yang tidak mengotori bahan. 2.Rader • Fungsi : untukmemindahkan pola pada bahan dengan mengikuti bentuk pola, menggunakan karbon. • Cara pakai : dengan cara ditekan, Rader beroda polos untuk bahan halus ( sifon ,sutera dan lain-lain).Rader beroda tumpul untuk bahan sejenis katun, georgete, tetoron dan lain-lain. Rader beroda tajam untuk bahan tebal sejenis coroday, dreall, jeans dan lain-lain. 3.Karbon jahit • Fungsi : memindahkan tanda pola pada bahan • Cara kerja : ditekan oleh rader dan karbon diletakkan di tengah bahan bagian buruk. D.Alat – Alat Menggunting GUNTING 1. Gunting kain • Fungsi : Khusus untuk menggunting kain atau tekstil. Tidak diperbolehkan untuk menggunting kertas atau lainnya agar tetaptajam.gunting kain salah satu pegangan harus cukup besar sehingga cukup untuk empat jari , pegangan yang kedua untuk ibu jari • Cara kerja : Saat menggunting bahan tangan kanan memegang gunting dengan jari masuk kelubang yang telah ada dan tangan kanan menekan bahan saat menggunting . 2. Gunting Benang • Fungsi : Untuk menggunting benang atau bagian-bagian yang sulit digunting dengan gunting besar. • Cara kerja : dengan menekan bagian gagang gunting. 3. Gunting zigzag • Fungsi : Untuk menyelesaikan tepi bahan atau kampuh pada bahan yang tidak mudah bertiras. • Cara kerja : dengan memasukkan jari ke lubang gagang gunting yang ada dan menggunting bahan yang akan dipotong pada tepi kain. 4. Gunting kertas • Fungsi :Khusus digunakan untuk menggunting kertas dapattmenggunakan gunting bahan yang sudah tumpul. • Cara kerja : mengan memasukkan jari ke lubang gagang gunting dan menggunting kertas . E.. Alat Menjahit 1.Spul • Fungsi : sebagai pengisi benang bawah • Cara kerja : dimasukkan ke dalam skoci 2. Skoci • Fungsi : sebagai tempat spul yang mengatur tegangan benang bawah dan pengatur pengeluaran benang bawah • Cara kerja: dipasang pada rumah sekoci setelah spul dimasukkan ke dalam skoci 3.Sepatu Mesin jahit a) Sepatu biasa • Fungsi : Digunakan menjahit setikan lurus dan sebagai penekan bahan saat menjahit. • Cara kerja : dipasang pada mesin jahit , saat akan dipakai pengukit sepatu ditunkan dan saat tidak dipakai pengukit sepatu dinaikkan b) Sepatu resleting sebelah • Fungsi : Digunakan untuk menjahit resleting biasa • Cara kerja : dipasang pada mesin jahit , saat akan dipakai pengukit sepatu ditunkan dan saat tidak dipakai pengukit sepatu dinaikkan jalannya berada disebelah resleting yang akan dijahit. c) Sepatu resleting jepang • Fungsi : Digunakan untuk menjahit resleting jepang, ditengah sepatu mesin terdapat lubang untuk masuknya jarum. • Cara kerja sepatu mesin : Dipasang pada mesin jahit sesuai dengan keperluannya. Dan jalannya jarum melewati bolongan tengah sepatu 4.Jarum a.Jarum menisik • Fungsinya :Gunanya untuk menisik atau memasang payet pada bahan. Bentuknya panjang, kecil, dan lubangnya sempit . • Cara kerja : lubang jarum dimasukkan benang kemudian ditusukkan ke bahan b.Jarum strimin • Fungsinya: dipakai untuk kerajinan dengan bahan strimin, mempunyai lubang jarum lebar sehingga benang yang besarpun masuk. • Cara kerja: lubang jarum dimasukkan benang kemudian ditusukkan ke bahan c.Jarum tangan biasa • Fungsinya : dipakai untuk menjelujur memiliki banyak ukuran • Cara kerja : lubang jarum dimasukkan benang kemudian ditusukkan ke bahan d.Jarum pentul • Fungsinya : menyematkan pola pada bahan ,menyatukan bagian- bagian pola yang sudah dibuat sebelum jelujur atau dijahit, dan memberi tanda atau perbaikan pada waktu mengepas • Cara kerja : disematkan ke bahan e.jarum mesin jahit jarum mesin jahit ada 4 macam yaitu : 1. jarum jahit manual , bentuk badan jarum sebelah pipih 2. jarum jahit mesin industri 3. jarum jahit mesin obras, bentuk badan jarum bulat, jarum lebih pendek dari jarum mesin jahit. 4. jarum kembar yaitu jarum mesin yang terdiri dari dua jarum dipakai untuk menghias bahan • Fungsi : untuk menyangkutkan benang ke bahan • Cara kerja: dipasang pada mesin pada lubang jarum dimasukkan benang 5.Bidal/ Topi jari • Fungsi : Digunakan untuk melindungi jari pada waktu menjahit agar jari tidak terkena tusukkan jarum. • Cara pakai : Digunakan pada jari telunjuk 6. Pendedel • Fungsi : untuk membuka jahitan yang salah • Cara pakai : Sisi tajam pendedel diselipkan ke benang yang akan dibuka. 7. Pemasuk benang / mata nenek • Fungsi : untuk memasukkan benang ke lubang jarum • Cara pakai : masukkan mata nenek ke lubang jarum masukkan benang dan ditarik F.Alat finishing 1.Setrika • Fungsi : untuk mengepres dan menghaluskan pakaian agar licin dan rapih. • Cara kerja : digosokkan ke baju yang masih dalam proses menjahit ataupun sudah selesai 2.Papan setrika • Fungsi : sebagai tatakan untuk menyetrika • Cara kerja : kaki papan setrika dibuka dan papan setrika harus dilapisi bahan yang tebal 3.Bantalan • Fungsi : untuk menyetrika bagian-bagian busana yang bulat seperti puncak lengan dan juga digunakan untuk mengepres. • Cara pakai : digunakan pada bagian-bagian yang akan di setrika Sumber : berbagai ilmu pengetahuan Sumber gambar : https://www.google.co.id/search?q=gambar+mesin+jahit&oq=gam&aqs=chrome.0.69i59j69i57j0j69i60l3.3960j0j1&sourceid=chrome&ie=UTF-8 Semoga bermanfaat

Kamis, 26 Oktober 2017

BATIK CAP Pengertian Batik Cap Batik Cap yaitu satu diantara tipe hasil sistem produksi batik yang memakai canting cap. Canting cap yang disebut disini serupa seperti stempel, cuma bahannya terbuat dari tembaga serta dimensinya semakin besar, rata-rata memiliki ukuran 20cm X 20cm. Langkah dan Cara Pembuatan Batik Cap Kain mori ditempatkan diatas meja datar yang sudah dilapis dengan bahan yang empuk Malam di rebus sampai mencair serta dijaga supaya suhu cairan malam ini terus dalam kondiri 60° s/d 70° Celcius Canting Cap lalu dimasukkan kedalam cairan malam tadi (lebih kurang 2 cm sisi bawah canting cap yang tercelup cairan malam) Canting Cap lalu di-cap-kan (di-stempel-kan) dengan desakan yang cukup diatas kain mori yang sudah disediakan tadi Cairan malam bakal meresap ke dalam pori-pori kain mori sampai tembus ke segi lain permukaan kain mori Sesudah sistem pengecapan pada kain usai dengan beragam gabungan canting cap yang dipakai, setelah itu kain mori bakal dikerjakan sistem pewarnaan, lewat cara mencelupkan kain mori ini ke dalam tangki yang diisi warna yang telah diambil. Kain mori yang permukaannya sudah diresapi oleh cairan malam, tak lagi terkena dalam sistem pewarnaan ini. Sesudah sistem pewarnaan, sistem selanjutnya yaitu penghapusan berkas motif cairan malam lewat sistem merebus kain. Hingga bakal terlihat 2 warna, yakni warna basic asli kain mori yang tadi tertutup malam, serta warna sesudah sistem pewarnaan tadi. Bila bakal diberikan gabungan pewarnaan lagi, maka mesti diawali lagi dari sistem pengecapan kain hingga sistem perebusan kain. Hal yang menarik dari batik cap yaitu pada sistem perkawinan warna, lantaran permukaan kain mori yang sudah diwarna pada mulanya bakal diwarna lagi pada sistem pewarnaan selanjutnya, hingga butuh ketrampilan spesial dalam sistem penentuan & perkawinan warna. Oleh lantaran sistem pewarnaan yang berkali-kali serta menyeluruh pada tiap-tiap pori-pori kain mori, maka warna pada batik cap condong lebih awet serta tahan lama dibanding dengan batik yang lain. Sistem paling akhir dari pembuatan batik cap yaitu sistem pembersihan serta pencerahan warna dengan soda. Setelah itu dikeringkan serta disetrika. Ciri- ciri Batik Cap Batik cap memiliki bagian motif yang sama antara satu dan lainnya dan tertata rapi. Demikian artikel saya yangberjudul Pengertian Batik Cap semoga bermanfaat. nantikan artikel saya berikutnya. Sumber : berbagai pengetahuan


Minggu, 15 Oktober 2017

CARA MEMBUAT WIRU TANPA MEMOTONG KAIN Kain wiron adalah kain batik yang salah satu ujungnya di wiru atau dilipat-lipat seperti kipas. Biasanya dipakai sebagai setelan dari kebaya. Walaupun juga bisa dipakai tanpa kebaya, tapi hanya dengan kemben. Wiru berjumlah ganjil 3, 5, 7, 9 dan seterusnya. Lebar wiru untuk perempuan adalah sekitar 2 cm. Semakin banyak jumlah wirunya, maka akan semakin kelihatan indah waktu dipakai. Tapi otomatis juga memerlukan lebih banyak waktu pada waktu membuat wirunya. Selain itu kain wiron dengan jumlah wiru yang banyak juga hanya bisa dipakai oleh mereka yang berbadan langsing. Wiru bisa dibedakan menjadi gaya Jogya dan Solo. Pada wiru gaya Jogya, pinggiran batik yang disebut tumpal tidak dilipat ke dalam tapi diperlihatkan atau dilipat keluar. Sedang tumpal batik pada wiru gaya Solo dilipat kedalam dan tidak diperlihatkan. Baru sesudah itu lipatan-lipatan selanjutnya akan sama, yaitu kearah luar. Tidak ada larangan untuk mencuci kain kalau mau diwiru. Selain kain dicuci dan diangin-anginkan terlebih dahulu sampai kering, baru kemudian di wiru. Tidak disarankan untuk menjemur kain batik ditempat yang terpapar sinar matahari secara kangsung, karena akan memperbesar kemungkinan luntur. Hubungan yang ada antara mencuci kain dan mewiru kain adalah jika kain sudah terlalu lama, sering dipakai dan terlalu sering dicuci hingga menjadi tipis dan lemas, maka akan sulit untuk di wiru. Bahkan mungkin tidak bisa diwiru lagi. Karena begitu dilipat, maka kain akan mudah terbuka. Salah satu cara agar wiru tetap bertahan yaitu memberikan bahan plisket agar wiru dapat bertahan dan tak mudah terbuka. Seudah itu dibuat pola wiru.